Kembali Tamasya ke Kota Jogja Part 3

Highlight tamasya ke Jogja adalah menemukan rumah-rumah tua dengan cerita dibaliknya…there are plenty of old houses in Yogyakarta, some pretty lucky as the owner really taking care of it some can be so unlucky, this makes me sad…

Jalan Poncowinatan, begitu namanya…jalanan ini terletak di tengah kota dan cukup sibuk karena ada banyak bisnis disini, terlihat dari lalulintas dan berbagai toko banyak terlihat, ada 2 rumah that struck my sight…pertama adalah rumah Belanda yang besar dan nampak luas…memberanikan diri seperti biasa breaking & entering the house 🙂 dan kami cukup terpukau dengan skala dan arsitektur juga detail dari bangunan ini.

Kembali Tamasya ke Kota Jogja Part 3
Rumah Tua di Jalan Poncowinatan

Ternyata bangunan ini sekarang berfungsi sebagai gudang PT. Jamu Sido Muncul, mungkin bangunan Belanda ini didirikan pada tahun 1929 seperti angka yang tertera di bangunan tambahan disebelah bangunan utama diatas, bangunan ini cukup eklektik dengan menggabungkan gaya Art Nouveau dan Art Deco seperti terlihat pada pengulangan detail di service area di bagian belakang yang sangat Art Deco dan detail lantai yang sangat Art Nouveau.

Kembali Tamasya ke Kota Jogja Part 3
Rumah tua Jalan Poncowinatan, terlihat di gedung kanan tertera tahun didirikan banguan 1929

Sayang, rumah ini hanya dijadikan gudang penyimpanan barang belaka, sengan manager gudang yangcukup galak hahaha…beruntung para pekerja lainnya sangat ramah, jadi sebelum ketauan sang manager, Saya udah foto sana sini 🙂

Terdapat beberapa bagian gedung di area bangunan tua ini, rumah utama, rumah tambahan di sisi kanan dan di bagian belakang terdapat service area bahkan masih bisa dilihat sebuah sumur tua yang memakai hiasan baja yang cantik sepertinya pada jamannya.

Dibawah ini adalah detail bagian dalam rumah utama, yang bergaya simetris, dengan lantai tegel tua yang memiliki motif atau pattern yang sangat indah.

Kembali Tamasya ke Kota Jogja Part 3
Detail bagian dalam rumah utama

IMG_7438

Service area, nampak emangadaptasi pengulangan gaya Art Deco, nampak koridor tersebut dipenuhi dengan beberapa ruangan-ruangan bersekat, mungkin dahulunya adalah berupa kamar-kamar bahkan dapur.

IMG_7439

Detail yang menarik adalah terdapat pada lantai teras depan, sangat Art Nouveau, dengan motif tegel yang berupa tetumbuhan dan garis garis yang meliuk-liuk, sepertnya sangat indah pada jamannya.

IMG_7443

Penemuan lain yang sangat menarik adalah sebuah rumah yang merupakan toko buku bernama Manggala masih di Jalan Poncowinatan, rumah bergaya Kolonial dan Peranakan ini terlihat sangat tua, rumah bertingkat dengan atap genteng ini sekarang walaupun toko buku tetapi banyak menjual mainan anak, dari era 80an hingga sekarang (walau lebih banyak 80an nya), disambut oleh seorang wanita paruh baya yang baik hati, bahkan beliau mempersilahkan untuk masuk ke dalam rumah jika ingin melihat-lihat.

IMG_7445

Yang menarik dari rumah ini salah satunya adalah yang menjaganya, yakni seorang mantan atlet Tenis Meja Nasional bernama Ibu Mei, yang merupakan masih keponakan pemilik terakhir umah ini, sekarang rumah ini sudah mereka serahkan ke yayasan gereja dikarenakan sudah tidak ada keturuanannya yang bersedia menjaga atau tinggal di rumah indah ini, semua brang brang tua di rumah ini bahkan di jual, ada satu ranjang antik di kamar utama yang sangat indah yang sekarng ranjang ini milik teman instagram saya yakni mas Sigit dari @vintage_colony

IMG_7444

Semoga rumah di Jalan Poncowinatan ini bisa tetap lestari.

2018 a Random Post

I’ve been traveling quiet a bit by the end of 2017, yet I haven’t post anything, due to laziness 🙂

However my end of year trip was one of those trip I would remember for the rest of my life, trip that feed your soul, trip to Lasem a small city in northern part of Central Java.

Which, I shall making comeback perhaps this year!

Let’s do tell the story of my latest travels!

XOXO