Solo Mio Part 3

Teman-teman Saya selalu bertanya “Ngapain sih ke Solo lagi?” setiap Saya menyampaikan keinginan untuk mengunjungi kembali kota ini, well true though, Solo is kinda city that dead after 8PM, nothing to see, no cool cafes to hang around, etc. etc. true and true…tapi untuk Saya, Solo itu kota yang cukup menyenangkan untuk ditelusuri apalagi sambil membaca kisah-kisah lama Kasunanan Surakarta, seperti lost in translation kembali ke masa lalu dan betul sekali, waktu rasanya terhenti di kota ini…other thing is if you love history, old buildings and food perhaps Solo can be your thing…

Kunjungan kali ini ke Solo pas di Bulan Ramadan kemaren, sebenarnya saya tertarik untuk mengikuti tour gratis nya Soerakarta Walking Tour, sebuah organisasi non profit yanng digerakkan oleh anak anak muda yang peduli dengan sejarah kota nya…Saya ingin bertemu dengan sesama pecinta sejarah dan bangunan tua, dan terlebih I gotta meet my new friend Halim Santoso which I have been followed his IG (@halimsantoso) for quiet sometime.

But the most interesting thing from my visit was, I got a chance to visit Crown Prince’s mansions inside or outside the Kraton wall (called Balurwati), rumah-rumah Pangeran yang disebut nDalem ini adalah warisan arsitektur Jawa yang sangat indah, namun sayang sekali banyak dari nDalem ini tidak terpelihara dengan baik.

Let’s start from nDalem Purwodiningratan, a Prince’s mansion built around 1819 based on numbers written on main gate…nDalem ini merupakan nDalem Purwodiningratan merupakan nDalem kediaman Kanjeng Raden Mas Haryo Tumenggung (KRMHT) Purwodiningrat VI.

nDalem lain yang sempat saya kunjungi adalah nDalem Suryohamijayan, I was amazed by Halim Santoso’s post on his instagram (@halimsantoso), this house has a particular tiles and colours, mainly shades of green, the house itself built in 1919, nDalem ini merupakan tempat tinggal Pangeran Suryohamidjojo orang yang cukup berperan dalam kemerdekaan Republik Indonesia, anggota BPUPKI, unfortunately this house also kinda neglected, masih di urus oleh penjaga atau bahkan mungkin keluarga nya namun terlihat memang kurang terurus dengan baik, karena memang sudah kosong tidak berpenghuni hanya beberapa kelaurga yang menghuni barisan rumah bedeng disisi kiri dan kanan nya.

nDalem lain yang sempat saya kunjungi adalah nDalem Sasono Mulyo, it used to be the house of Crown Prince KGPA Anom and now own by GPH Dipokusumo.  nDalem ini sekarang berfungsikan sebagai tempat persemayaman jenasah Raja sebelum diberangkatkan ke Imogiri dan juga sebagai tempat pernikahan putra-putri Raja. Selain itu nDalem ini juga difungsikan sebagai tempat latihan tari dan karawitan.

Built in 1811 in traditional Javanese architecture consist with four elements which is Pendopo/Pendapa, Pringgitan, nDalem & Gandhok, on the side there is a very “modern” style different from Javanese style, built in Indische Style (European & Nusantara Style at that time) this one called nDalem Lodjen Sasono Mulyo.

#exploresolo #lostandwander1976 #saveheritage #heritage #oldbuilding #oldhouse #oldmansion #arsitektur #architecture #indischestyle #colonialstyle #javanesearchitecture #kasunanansurakarta #surakarta #solo #jawatengah #centraljava #crownprincehouse #javanese #javaneseculture #budayajawa

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s