
Kalau ditanya dimana lagi Saya bisa tinggal selain di Pulau Bali yang ter-amat Saya cintai ini, jawabannya adalah Yogyakarta! I don’t know why, every time I made a visit to this ancient town, walaupun datang ke tempat yang sama, tapi cerita dan rasa selalu berbeda, dan selalu menyenangkan.
Kali ini Saya ke Jogja seperti biasa karena dorongan impulsive Saya untuk traveling karena ada long weekend Idul Adha, dan kembali Saya memutuskan untuk stay di area Prawirotaman, walaupun sebelumnya Saya memikirkan untuk stay di area Patangpuluhan bahkan area dekat Kraton dikarenakan ada beberapa pilihan hotel yang Saya suka (Yats Colony) dan ingin dicoba (The Patio Guest House).
Hotel Adhisthana kembali jadi pilihan Saya untuk 3 malam di Jogja, this time I got a room on 3rd floor and it’s Deluxe room, located in a vibrant area called Prawirotaman dimana biasanya para turis asing flocked in, hotel ini memang sangat menyenangkan untuk ditinggali, plus design kamarnya yang menyenangkan disominasi warna deep blue, warna yang dipercayai bisa bikin tidur nyenyak, motif-motif batik tanpa terkesan tacky, and they painted the walls in white!

Tamasya ke Jogja kali ini diisi (seperti biasa) dengan leyeh leyeh, leyeh leyeh dan leyeh leyeh hahaha…well lots of walking actually, ke pantai di area Selatan, pergi cari kain Lurik, dan tentunya melihat-lihat rumah rumah dan bangunan tua di Jogja.
Mari kita mulai dari Kraton Yogyakarta…

Saya sudah beberapa kali ke Kraton Yogya, dan kali ini yang Saya lakukan hanya melihat-lihat dari luar dan area sekitar Kraton dengan tembok-tembok nya yang tebal dan tinggi, berbeda dengan tiap pergi ke Kraton, Saya mendatangi Kraton dengan tidak sengaja, berawal dari brunch makanan khas Yogyakarta yaitu brongkos di Warung Handayani di daerah Alun Alun Kidul kemudian dilanjutkan dengan jalan santai di area ini, pertama tentu saja melintasi dua beringin besar di Alun Alun Kidul ini, very beautiful banyan trees, ada beberapa orang yang sedang mencoba peruntungan untuk berjalan melintasi dua beringin besar ini dengan mata yang ditutup sehelai kain, ada juga yang memang berteduh saja disana dan tertawa-tawa memperhatikan mereka.

Diseberang Alun Alun Kidul terdapat sebuah gedung besar bertuliskan Sasono Hinggil Dwi Abad bergaya Art Deco yang selalu ingin Saya masuki dan ternyata boleh dimasuki dengan bebas mungkin dikarenakan ada toilet umum disitu, gedung ini didirikan untuk memperingati Dwi Abad berdirinya Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (1756 – 1956).
Sekarang tempat ini dijadikan tempat untuk berbagai pertunjukkan bahkan tempat untuk rapat besar.

Di sisi kanan dan kiri Sasono Hinggil Dwi Abad ini terdapat jalan atau gang besar yang mengelilingi gedung, dan tepat di belakang gedung terdapat sebuah gerbang besar, pada waktu itu Saya dan teman sempat ragu untuk masuk, dikarenakan kita berpikir pasti itu area adalah area parkir, kemudian Saya melongok ke dalam dan di sebuah area yang besar tersebut terdapat sebuat pendapa ditengah-tengah terbuat dari kayu, dan disisi kiri terdapat tempat berlatih panahan.

Kemudian kami berjalan terus memasuki lapangan berpendapa ini sampai lah kami di gerbang selanjutnya, dan penghuni di lapangan ini yang ramah mempersilahkan untuk masuk ke gerbang ini jika kami ingin tau ada apa dibelakang benteng, dan ternyata ini adalah pintu belakang dari Kraton Yogya, knowing that this one is the back entrance, we literally have this gate for ourselves, there was nobody here except the inhabitants oh this area, and we just simply amazed with the structure, berjalan diantara tembok besar, membayangkan jaman dahulu ketika kerajaan ini berjaya, sangat indah.
Dari tembok besar itu tibalah kami di sebuah area dimana terdapat beberapa orang Abdi Dalem yang sedang membuat gunungan untuk Garebeg Besar keesokan harinya tanggal 2 September dalam rangka Idul Adha, di area ini kembali terdapat sebuah pendapa dalam ukuran sedang, yang sepertinya digunakan untuk kegiatan bakti jika ada upacara, di kiri ada jalan yang menuju ke area publik juga terdapat restoran yang bernama Bale Raos, setelah pendapat tersebut terdapat pohon beringin lebat yang membuat area ini terlihat adem dan teduh, disitu pula terdapat gerbang lain dan juga tempat istirahat para Abdi Dalem Kraton, gerbang ini dinamakan Bale Roto, gerbang bagian belakang dari Kraton Yogya, gerbang berwarna hitam ini dijaga oleh para Abdi Dalem, dan kami sempat berbincang dengan salah satu dari mereka dan bertanya tentang tulisan yang tertera di atas gerbang ini, Bale Roto.

Menyenangkan sekali beristirahat dan menikmati area Bale Roto ini, sepi, adem dan nampak sangat indah walaupun sederhana karena tidak semegah pintu masuk utama Kraton.
#weekender #travel #traveling #travelgram #kratonyogya #yogya #yogyakarta #jogja #jogjakarta #indonesia #kraton #palace #palais #javanese #culture #budayajawa #hamengkubuwana #kasultananyogyakarta #sejarah #arsitektur #architecture #bangunanlama #heritage #saveheritage #design #historicalplace #historicarea
Udah lama gak ke jogja nih.. hampir 3 tahun nih
LikeLike
salam kenal mas bro
LikeLike