Kali ini ada yang sedikit berbeda karena Saya juga tamasya ke salah satu pantai yang ada di Yogyakarta, udah lama sih Saya dengar kalau pantai-pantai disini indah, cuman saja suka ragu karena Saya tinggal di Bali, dan selalu berpikir ngapain juga yah main-main ke pantai, rumah aja cuman 10 menit ke pantai jaraknya?
Jam 7 pagi kita berangkat ke pantai yang jaraknya hanya 1.5 jam dari Prawirotaman, sepanjang perjalanan disajikan banyak pemandangan bukit-bukit terhampar luas, desa-desa khas Jawa dan bukit-bukit berbatu dan akhirnya kita sampai ke pantai yang relatively very quiet, called Pantai Watu Lawang yang letaknya berada setelah Pantai Indrayanti.
We picked the secluded one, resto yangberada di ujung yang rupanya yang punya kenal dengan salah satu sahabat Saya, it was one fine morning, the temperature bit chill but there was always sun, we were having a laid back morning back then, until we had this feast by the beach…makan-makan di pinggir pantai, cah kangkung 2 porsi, cumi oseng pedas, udang asam manis, 2 ekor ikan cakalang dibakar bumbu kecap, oseng oseng kampung dan kelapa muda…oh my…heaven…and it was only for IDR 125.000 for the 4 of us!!
Kalau pergi ke Pantai enaknya emang jalan pagi sekali dan jam 12 an udah balik lagi ke kota yah, pas jam nya…balik ke kota cari pisang goreng di Aroma Cafe di area Kasongan, a lovely “warung” overlooking the rice paddies, angin semilir sambil makan pisang goreng dan ngobrol-ngobrol atau sekedar bengong.
Hal lain yang dilakukan di Yogyakarta kemarin adalah jalan ke area Pecinan, area Pecinan ini terdapat di Jalan Malioboro, kalau kita jalan mengarah ke Benteng Vredeburg atau ke arah Pasar Beringhardjo, nah sebelum pasar kita akan menemukan sebuah gedbang besar bergaya Cina, tertulis disitu Kampoeng Ketandan.

Keberadaan etnis Tionghoa usah ada di Yogyakarta lebih dari 200 tahun, mereka bermukim di area yang disebut juga Pecinan, salahsatunya di Ketandan, Beskalan & Pajeksan, banyak terdapat rumah rumah toko bergaya Tionghoa terutama terlihat dari bentuk atapnya yang menurun, warna-warna terang juga ornamen-ornamen lainnya.
Seperti biasa karena Saya tinggal di area Prawirotaman, tentu Saya selalu menyempatkan untuk berjalan-jalan di Jalan Tirtodipuran, melihat-lihat rumah tua dan ngopi sore di Ruang Seduh dan makan tentunya di Bu Ageng resto milik Butet Kertaradjasa. Β Jalan Tirtodipuran ini less crowded compare to Prawirotaman, many old colonial houses still in a very good condition, two of them are massively built in the middle of this quiet street, ada beberapa rumah yang saya sempat abadikan, seperti berikut ini.


Gak lengkap rasanya kalau ke Tirtodipuran gak mampir ke Ruang Seduh, with its clinical look, ini semacam laboratorium kopi, duduk di luar sambil menikmati sore yang kala itu udara juga tidak panas.
Ada sebuah tempat dimana kita bisa makan, ngobrol, bahkan melihat-lihat karya seni dan buku, bernama Kedai Kebun Forum, tempat yang rimbun dengan dedaunan, dan rimbun dengan mural bergambar muka manusia atau tokoh dalam bentuk komik, ini adalah sebagian snap shots yang Saya rekam di iPhone.
Selalu menyenangkan berjalan-jalan disini, sambil daydreaming suatu hari nanti punya rumah tua disini and we convert this house into a beautiful guest house, I will keep those dream sampai jadi kenyataan…Amen! π
#jogja #jogjakarta #yogya #yogyakarta #ngayogyakartahadiningrat #indonesia #pantaiwatulawang #pantai #beach #beachlife #wisatajogja #explorejogja #bangunantua #rumahtua #roemahtoea #arsitektur #architecture #mural #kedaikebunforum #ruangseduhjogja #coffee #cafe #retaurant #jalantirtodipuran #tirtodipuran #colonialhouse #dutchcolonialhouse #rumahbelanda #artgallery
udah lama gak ke jogja nih.. jadi kangen jogja
LikeLike