Ada satu tempat yang syarat sejarah di Ngayogyakarta Hadiningrat yang seringkali luput dari perhatian wisatawan yang berkunjung ke kota ini, mungkin karena posisinya yang odd berada diantara dua bangunan “baru” yakni Ambarukmo Plasa dan Hotel Royal Ambarukmo, atau karena terletak diluar area Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, pertama kali Saya mengunjungi tempat inipun I thought I was stumbled upon some a replica of Javanese mansion for the sake of preserving the culture itself, but then if you dig down a bit from here and there you’ll find an amazing stories lies on this majestic retreat mansion away from the hustle bustle of courtier life.
Area Pesanggrahan Ambarukmo memiliki sejarah yang cukup panjang bahkan dimulai sejak Sultan Hamengku Buwana II, dahulu merupakan tempat istirahat tamu-tamu Sultan sebelum kemudian datang berkunjung ke Keraton, hingga pada tahun 1859 dilakukan renovasi pada pendopo utama dan keseluruhan pesanggrahan ini hingga pada tahun 1897 oleh Sultan Hamengku Buwana VII.
Pesanggrahan Ambarukmo merupakan kediaman terakhir dari Sultan Hamengku Buwana VII setelah beliau turun takhta pada tahun 1920 dan kemudian memutuskan untuk hidup di luar tembok Keraton, dan kemudian beliau digantikan oleh Putra nya bernama GPH Purubaya atau Purbaya.
Hal yang menarik adalah intrik dari pengangkatan pengganti dari Sultan Hamengku Buwana VII ini, dikarenakan sebelum pada akhirnya jatuh ke tangan GPH Purbaya sebelumnya penerus takhta Sultan Hamengku Buwana VII adalah Gusti Raden Mas Achadiyat, Putera Mahkota pertama, beliau meninggal tidak lama setelah pengangkatannya menjadi Putra Mahkota dengan gelar KGP Adipati Anom Hamangkunegara I, kemudian gelar Putra Mahkota diserahkan kepada KGP Adipati Juminah hanya saja gelar tersebut dicabut dikarenakan alasan kesehatan, kemudian jatuh ke putera beliau yang lain yakni Gusti Raden Mas Putro hanya sayang GRM Putro pun meninggal setelah pengangkatan menjadi Putera Mahkota.
I do think this grand mansion meant to be as a place that home away from home, the scale obviously much smaller than the Keraton itself, but it has all you need as former Sultan to stay and unwind from the hustle and bustle of the Keraton life!
Struktur yang dimiliki oleh bangunan inipun tentu mengadaptasi rumah bangsawan Jawa atau keraton, dengan pendopo yang cantik, main house and other facilities such as bedrooms for the princes and princesses…even Sultan Hamengku Buwana VII he had his own meditation area called Bale Kambang, built just behind the main house surrounded by ponds, a floated pavilion…
Now this Pesanggrahan has become a Museum and also a spa ran by the current Sultan’s Princesses