Rumah Gambiran demikian sebagian orang menyebutnya, tapi ada pula yang menyebutnya Rumah Bhante, karena sejak tahun 2006 rumah ini dimiliki oleh Ekayana Buddhist Centre sebagai tempat kegiatan retreat para bhante atau biksu dari berbagai kota.
This mansion would probably the most well-preserved old mansion in Indonesia, betapa setiap sudut nampak sangat bersih dan terpelihara dengan amat sangat baik, dari mulai cat rumah, lantai, interior dengan perabotannya terpelihara teramat baik.
Rumah Gambiran yang letaknya di area Pecinan di kota kecil Parakan memang letaknya di area Jalan Gambiran, rumah ini unik dikarenakan memiliki 2 langgam yang berbeda dalam satu lingkungan atau compound yang sama, satu rumah berlanggam Indische Stijl dan satu rumah lagi berlanggam Tionghoa yang terpisah oleh courtyard atau halaman tengah sementara kanan kiri bangunan terdapat ruangan-ruangan yang dahulu nya merupakan area service.
Rumah dengan langgam Indische dibangun jauh lebih lama daripada rumah berlanggam Tionghoa, posisi mereka saling membelakangi, satu menghadap utara dan satu menghadap ke selatan.
Entah didirikan tahun berapa tepatnya rumah bergaya Indische ini, yang pasti pada tahun 1890 rumah ini sudah berdiri megah, seperti dalam buku yang Saya baca berjudul Chinese Houses in South East Asia, rumah ini dahulu dimiliki oleh pengusaha imigran asal Hokkian Tiongkok bernama Siek Tiauw Kie, tentu saja sejarahnya amat sangat panjang yah, hanya saja bisa disimpulkan bahwa rumah ini memang sengaja dibuat untuk mengakomodir keluarga yang cukup besar, dikabarkan Siek Tiauw Kie memiliki beberapa istri berdarah Tionghoa di Parakan sehingga diperlukan rumah yang memadai barangkali untuk menampung keluarga besarnya tersebut.
Rumah bergaya Indische ini menghadap ke Gunung Sumbing di utara gambar di atas adalah teras belakang sebenarnya, yang menghadap ke courtyard, detail bangunan jelas amat sangat menghadaptasi percampuran Eropa, Jawa dan Tionghoa, sangat cantik dan simetrikal, bagian depan rumah ini memiliki 3 bukaan besar yang menghubungkan dengan ruang dalam, bagian tengah diisi dengan ruang keluarga yang memanjang semantara kanan dan kiri berupa kamar kamar yang disekat oleh dinding.
Teras belakang lebih banyak dihiasi perabotan dibanding teras bagian depan, kemungkinan hal ini dikarenakna area ini lebih banyak digunakan dibanding area teras depan rumah, dua candelabra besar menghiasi pintu bagian tengah, kanan kiri terdapat lukisan dengan frame oval berisi lukisan bergaya Tionghoa, kursi antik menghiasi bagian ini, lampu gantung sengaja memakai lampu gantung bergaya Jawa.
Kita kembali ke teras bagian depan yang menghadap ke Gunung Sumbing di utara, bagian teras depan ini tidak begittu banyak ornamen, lebih terbuka, ditopang bebrapa pilar baja ramping dengan detail khas Indische Stijl, kaopi dihiasi dengan ornamen besi disetiap sisi nya, jika dipikir mungkin tahun pembuatan rumah ini bisa jadi hampir sama masa nya dengan rumah yang dimiliki oleh Pak Kuswanto Setjadiningrat di Temanggung, nanti akan Saya ceritakan yah π
Dari teras ini bisa memandang dengan jelas Gunung Sumbing dikejauhan, terbayang masa lalu tentu rumah besar ini berdiri hampir tunggal dengan megah dimana Tuan Rumah dan Nyonya juga tamu bisa sambil duduk menikmati secangkir teh hangat dan memandang Gunung Sumbing sambil berbincang…indah!
Sekarang mari kita bicara tentang rumah kedua di Rumah Gambiran ini, rumah kedua berlanggam Tionghoa, rumah ini relatif lebih baru dibanding rumah berlanggam Indische, menurut catatan dibangun sekitar tahun 1905, rumah ini menghadap ke Selatan, ke arah Jalan Gambiran sekarang ini, dari luar rumah ini bahkan terlihat hampir seperti baru, karena memang sang pemilik rumah sekarang ini yakni dua kakak beradik yang adalah Biksu amat sangat memelihara kondisi rumah tua ini.
Rumah kedua yang berlanggam Tionghoa ini memiliki detail yang juga indah, lebih berwarna, lebih memiliki banyak pattern, sangat Peranakan style…dibanyak sudut terdapat banyak ukiran, porselen yang syarat simbol dan cerita dan tentu sentuhan emas pun menghiasi rumah ini.
Menurut keterangan dari penjaga rumah yang sudah hampir 2.5 tahun bekerja mengurusi rumah ini, biasanya rumah ini dipakai oleh par biksu yang melakukan meditasi atau tetirah dan juga setahun sekali BCA mengadakan acara disini, rupanya bangunan indah ini juga bisa berfungsi sebagai function house.
Pasangan suami istri inilah yang menjaga dan membersihkan Rumah Gambiran, it came again to my surprise even the bedroom while unoccupied they are all very clean…can you imagine cleaning this grand mansion? Must be such dedication…
May this grand mansion lives on forever!
#parakan #rumahgambiran #kotapusaka #jelajahkotapusaka #wanderlust #traveling #traveler #travelgram #travel #oldmansion #tionghoa #weekender #oldbuildings #oldhouses #architecture #arsitektur #interior #indischewoning #indischestijl #empirestijl #colonialhouse #peranaknastyle #dutcheastindies #dutchcolonialhouse #heritage #saveheritage #cagarbudaya #bangunancagarbudaya #buddhist #chinesehousesofsoutheastasia #indonesia #jawatengah #centraljava #antiques #history #story #myheritagetrip #heritage #temangguang